Sabtu, 08 Agustus 2009

Penggerebekan Teroris di Temanggung

Rangkaian penggerebekan teroris dilakukan Tim Densus 88 Mabes Polri hampir secara serempak di tiga tempat. Di komplek perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, polisi melumpuhkan 2 pelaku, Air Setyawan dan Eko Peyang, yang diduga sebagai jaringan Noordin M Top.
Sementara satu pelaku lainnya, Ahmad Fery, berhasil ditangkap. Fery diringkus di saat mobil berisi bom yang dikendarainya melintas di Jl Kranggan, Bekasi.
Dari keterangan Fery itulah awal mula jaringan teroris di Jatiasih terbongkar. Menurut sumber detikcom, petugas telah membututi mobil Xenia yang dikendarai Fery sejak berangkat dari Solo, Jawa Tengah.
Sekitar pukul 00.00 WIB, Sabtu (8/8/2009), Fery disergap tanpa ada perlawanan. Dari keterangan tersangka, diketahui pelaku lainnya berada di sebuah rumah di Perumahan Puri Nusapala, Blok D 12 RT 4 RW 12, Jatiasih.
Petugas lantas meluncur ke target. Namun, ketika hendak ditangkap, Air Setyawan dan Eko Peyang melakukan perlawanan dengan menggengam bom tangan siap ledak.
Tak ingin terlambat, petugas langsung menembakkan pelor ke arah pelaku. Kedua tersangka tewas seketika. Mayatnya dibawa ke Rumah Sakit Polri Dr Sukanto, Kramajati, Jakarta Timur.
Di TKP, petugas menemukan sejumlah bom yang masih aktif, baik bom yang dipasang di mobil Fery maupun yang disimpan di dalam rumah. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) menyatakan bom itu rencananya akan diledakkan pada target khusus.
Kuat dugaan bom seberat 100-500 kg tersebut akan diledakkan di Istana Negara dan kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor. Cikeas hanya berjarak 5 km dari Puri Nusapala.
Tim Jihandak telah meledakkan satu bom dengan menggunakan alat khusus sekitar pukul 06.45. Kini, tim masih berupaya untuk menjinakkan bom lainnya di lokasi.

Noordin M Top disebut-sebut tewas dalam penggerebekan di Temanggung. Dia menyusul Dr Azahari yang tewas bunuh diri saat digerebek di Batu pada 2005. Cara penggerebekan ini agak disesalkan. Bagaimana bisa mencari otaknya jika gembongnya tewas?

"Ini kedua kalinya gembong teroris selalu tewas. Jadi menimbulkan pertanyaan besar buat saya, sehingga kita tidak tahu siapa yang mengorder dia, siapa mastermind-nya? Kalau dia nggak tewas kita bisa tahu siapa yang mengorder dia, dapat dari siapa," ujar Wakil Ketua Komisi III DPR Suripto.

Hal itu dikatakan Suripto ketika dihubungi detikcom, Sabtu (8/8/2009).

Menurut mantan staf Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) ini, kalau saja gembong teroris itu tidak ditembak, maka bisa diketahui otaknya. Apakah diotaki Al Qaeda, atau perintah intelijen asing, atau bahkan melaksanakan order dari seseorang atau pihak yang punya agenda politik dalam negeri.

"Sehingga ini akan terus menjadi teka-teki," imbuh politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah, ada seorang teroris yang tertembak mati. Namun apakah teroris itu adalah Noordin M Top atau bukan, belum ada konfirmasi resmi dari Mabes Polri atau pemerintah.

sumber : detik.com


0 komentar: